Tingkatkan Kapasitas SDM BISIP dengan Tatakelola Manajemen Pengetahuan
Bogor (11/7) – Pagi ini seluruh staf ASN dan Non ASN di Balai Informasi Standar Instrumen Pertanian (BISIP) mengikuti diskusi mengenai "Penatakelolaan Manajemen Pengetahuan di Sektor Pertanian mendukung Kinerja Kementerian Pertanian". Diskusi ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan BISIP untuk memberikan pengetahuan atas beragam informasi yang ada di sektor pertanian guna peningkatan kapasitas SDM yang juga menjadi rangkaian dari implementasi proyek perubahan kinerja organisasi sebagaimana saat ini sedang dilaksanakan oleh Kepala Balai.
Diskusi ini menghadirkan narasumber yang berkompeten dan berhasil membuka peluang atas kemungkinan melakukan interoperabilitas di masing-masing pihak. Hadir sebagai pembicara dari Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin), Kementan, Bapak Teuku Ardianzah dengan paparan yang tentang Pedoman Manajemen Pengetahuan sesuai SPBE Kementan. Diinformasikan bahwa induk penatakelolaan manajemen pengetahuan berada dalam koordinasi BRIN yaitu Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah. Sampai saat ini untuk aplikasi SIMPAN yang tengah dikembangkan, masih belum dapat dirilis sebagai ruang yang dapat diakses nasional, seperti SRIKANDI untuk aplikasi persuratan dan juga SAKTI yang berkaitan dengan penganggaran dan realisasinya.
Pembicara kedua yakni Bapak Risweki, Ketua Tim Kerja Penyelenggara Pelatihan, Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), BPPSDMP. Di Puslatan diungkapkan bahwa belum adanya penatakelolaan terkait dengan modul-modul pelatihan, namun demikian, untuk penyelenggaraan pelatihan, masing-masing Balai lingkup Puslatan sudah terbiasa menggunakan saluran virtual atau semacam Learning Management System.
Berbeda lagi kondisinya dengan Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (Pustaka) yang sebetulnya pernah mempersiapkan AgriKeCe (Agriculture Knowledge Centre), yang idealnya diharapkan mampu menjadi front end dari masing-masing pengetahuan yang terkait sektor pertanian, seperti jurnal, kepustakaan konvensional, ataupun materi lainnya, ungkap Ifan Muttaqien, M.IT, Ketua Kelompok Literasi Pertanian, Pustaka.
Dari diskusi dengan ketiga pihak yaitu Pusdatin, Puslatan, dan PUSTAKA termasuk juga BISIP mewakili BSIP, melihat pentingnya mempersiapkan satu wadah knowledge learning centre (KLC) yang dapat melekat pada unit yang menangani SDM, seperti halnya Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang telah memiliki KLC berbasis web yang menampung banyak materi pembelajaran yang berkaitan dengan keuangan. Kemungkinan besar dengan adanya KLC di Kementan, minimal akan mendorong keingintahuan kaum muda untuk dapat belajar mandiri terkait dengan pertanian, ungkap Nuning, Kepala BISIP.
BISIP juga tengah mengembangkan SiBaRISTA yang nantinya dapat menjadi bagian dari kontributor knowledge khususnya yang berkaitan dengan standar di sektor pertanian, bahkan, SiBaRISTA ini nantinya tidak hanya untuk mewadahi pengetahuan standar saja, akan tetapi juga menjadi aplikasi terintegrasi yang berkaitan dengan pelayanan pengujian, serta pemanfaatan dan pengelolaan ATB bernilai Kekayaan Intelektual yang selama ini sudah ada di BISIP, jelas Nuning lagi.